Perusahaan keamanan siber terkemuka, Kaspersky, baru-baru ini mengidentifikasi kampanye penipuan yang mengeksploitasi konflik Israel-Hamas. Para penyerang mencoba memanfaatkan kesediaan masyarakat untuk membantu mereka yang terkena dampak konflik dengan cara menipu calon korban untuk memberikan donasi yang pada akhirnya berujung pada pencurian uang.
Hingga saat ini, penjahat siber telah menyebarkan lebih dari 500 email penipuan dan membuat situs web palsu untuk tujuan ini. Mereka menggunakan teknik rekayasa sosial canggih untuk mengeksploitasi keinginan masyarakat untuk membantu dan mencoba memikat calon korban agar memberikan donasi palsu.
Penyerang menyamar sebagai organisasi amal dan menggunakan bahasa emosional untuk membujuk pengguna agar mengeklik tautan situs web penipuan, yang kemudian meminta kontribusi. Email penipuan ini datang dari berbagai alamat, dan penipu mencoba menghindari filter spam dengan variasi teks yang mereka gunakan.
Tautan dalam email penipuan mengarah ke situs web palsu yang memberikan konteks tentang konflik dan mendorong pengguna untuk memberikan donasi. Penipu memfasilitasi transfer uang dengan mudah, termasuk menggunakan mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Tether, dan Litecoin.
Sayangnya, halaman penipuan semacam ini dapat berkembang dengan cepat, mengubah desainnya, dan menargetkan berbagai kelompok. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari penipuan ini:
- Memeriksa situs web dan kredensial badan amal. Pastikan badan amal terdaftar dan sah. Anda dapat memeriksa kredensial organisasi di basis data yang terpercaya untuk memastikan keasliannya.
- Mendekati organisasi amal secara langsung untuk berdonasi atau menawarkan dukungan. Untuk berdonasi secara online, ketik alamat situs amal secara manual daripada mengklik tautan.
- Jika Anda ragu tentang organisasi yang meminta donasi, rujuk ke organisasi terkenal yang memberikan dukungan kemanusiaan, seperti badan bantuan PBB.
- Ingatlah bahwa individu yang terkena dampak krisis kemungkinan besar tidak akan menghubungi Anda secara langsung untuk meminta donasi, terutama jika mereka adalah orang asing yang tidak Anda kenal. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap permintaan pengiriman uang.
- Tetap waspada. Situs web palsu mungkin terlihat hampir mirip dengan situs amal asli, dengan perbedaan kecil. Kesalahan ejaan atau tata bahasa yang buruk sering kali menandakan halaman palsu.
- Berhati-hatilah dalam bermedia sosial. Media sosial sering digunakan oleh badan amal untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan meminta donasi. Namun, jangan menganggap permintaan donasi di media sosial sebagai sah hanya karena ada teman yang menyukai atau membagikannya. Selalu luangkan waktu untuk meneliti kelompok tersebut sebelum berdonasi.
Keselamatan dan kehati-hatian dalam berdonasi adalah kunci untuk menghindari penipuan terkait konflik atau bencana. Terus waspada dan selalu memverifikasi sebelum memberikan kontribusi demi kebaikan yang sejati.