Pada gelaran Pemilu 2024, raksasa teknologi Microsoft mengeluarkan peringatan serius terkait potensi bahaya penggunaan kecerdasan buatan (AI).
Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia, mengungkapkan bahwa AI dapat digunakan untuk tujuan yang tidak baik, terutama dalam menyebarkan disinformasi yang dapat mengganggu integritas pemilu.
Salah satu dampak yang paling nyata dari penggunaan AI adalah melalui model bahasa besar (large language models) dan mesin pencari yang dapat menghasilkan informasi palsu dengan mudah.
Misalnya, seseorang dapat mencari “siapa pemenang presiden” atau “bagaimana menjadi presiden 2024,” dan menerima hasil yang tidak akurat. Ini adalah potensi bahaya besar karena disinformasi dapat dengan mudah dibuat menggunakan teknologi AI ini.
Tidak hanya itu, AI juga dapat digunakan untuk kampanye yang ditargetkan, yang dapat memengaruhi pemilih dengan cara yang tidak etis. Oleh karena itu, masyarakat harus bijak dalam memilah dan memverifikasi informasi yang mereka terima, terutama yang ditemukan di media sosial. Panji menyarankan agar kita tidak hanya membaca satu paragraf informasi, tetapi juga harus memeriksa sumbernya.
Namun, AI bukan hanya membawa potensi bahaya. Panji juga menekankan bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk memerangi hoaks yang menyebar di media sosial. Banyak upaya telah dilakukan untuk menggunakan AI dalam mengidentifikasi dan mengatasi informasi palsu dan disinformasi yang tersebar di platform sosial.
Namun, seiring dengan manfaatnya, Panji mengingatkan bahwa penggunaan AI adalah pedang bermata dua. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi AI ini bertanggung jawab dan tidak melanggar prinsip-prinsip etika yang ada.
Pentingnya regulasi juga ditekankan oleh Panji. Saat ini, di Indonesia belum ada aturan yang jelas mengenai penggunaan dan pemanfaatan AI. Dia menunjukkan contoh Amerika Serikat yang telah mengadopsi regulasi ketat terkait AI, yang mendorong perusahaan teknologi untuk memastikan bahwa teknologi AI yang mereka kembangkan aman, aman, dan dapat dipercaya. Regulasi yang tepat diperlukan untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi AI berjalan di jalur yang benar dan aman.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga sedang mempertimbangkan pengaturan penggunaan AI dalam kampanye partai politik di dunia maya. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, berjanji untuk mengatur penggunaan AI dalam kampanye politik secara ketat. Namun, pihaknya juga mencermati banyak aspek penggunaan AI, termasuk dalam ekonomi, penyebaran informasi positif, dan kepentingan industri.
Pengaturan AI dalam konteks pemilu menjadi sebuah langkah penting untuk menjaga integritas demokrasi dan menghindari penyebaran informasi palsu. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang bahaya dan manfaat AI dalam pemilu perlu ditingkatkan untuk menjaga pemilu yang adil dan jujur serta memastikan bahwa teknologi AI digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab.