Untuk urusan penyimpanan data, umumnya orang menggunakan harddisk eksternal atau penyimpanan cloud. Tapi satu jenis penyimpanan lain yang lebih efisien adalah NAS, alias NAS Storage, alias Penyimpanan NAS.
Apa bedanya NAS dengan harddisk kalau sama-sama menyimpan data? Jadi intinya, harddisk adalah media penyimpanan data yang langsung dicolok ke satu komputer, sementara NAS adalah beberapa harddisk yang tersambung ke WiFi sehingga bisa diakses oleh beberapa komputer sekaligus.
Dari penjelasan singkat diatas, kamu bisa menebak bahwa NAS cocok digunakan di perkantoran besar, kantoran rumahan, ataupun rumah pribadi dengan beberapa komputer, laptop, gadget, atau perangkat lain misal CCTV.
Inti dari penggunaan NAS adalah sistem penyimpanan data yang bisa digunakan bersama-sama. Mirip seperti server internet, tapi dengan skala lebih kecil (perkantoran ataupun rumahan).
Apa saja keunggulan dan kekurangan NAS? Lanjut baca.
Keunggulan NAS
Secara umum ada tiga keunggulan utama dari NAS yaitu keamanan data, sharing data, dan penggunaannya sebagai cloud personal.
1. Keamanan data
Satu keunggulan lain NAS ketimbang harddisk eksternal yang paling utama adalah data redundancy. Sistem NAS dengan beberapa harddisk akan otomatis menduplikasi data-data didalamnya ke harddisk yang lain, sehingga kalau (amit-amit) terjadi kerusakan pada satu harddisk, data kamu masih aman di harddisk yang lain.
Simpelnya, data kamu akan selalu punya duplikat ketika disimpan di sistem NAS. Ini adalah sistem keamanan yang bisa otomatis dijalankan oleh NAS sehingga kamu tinggal menikmati saja, dan memperbaiki/mengganti salah satu harddisk apabila ada kerusakan.
2. Penggunaan bersama
Seperti dijelaskan diatas, NAS bisa digunakan bersama-sama oleh banyak komputer dan perangkat melalui jaringan WiFi lokal. Ini biasanya sangat meningkatkan produktivitas kalau kamu bekerja di sektor kreatif yang perlu memindah-mindahkan file dari satu komputer ke komputer lainnya.
NAS cocok digunakan di sistem perkantoran, dimana para karyawan tidak perlu berkirim data lewat internet/bluetooth/kabel, melainkan bisa langsung sharing bersama-sama karena menggunakan media penyimpanan yang sama.
3. Penyimpanan cloud personal
Selain jaringan lokal, NAS juga bisa diakses lewat internet. Anggap ini seperti penyimpanan cloud personal, jadi alih-alih menggunakan Google Drive, kamu bisa membuat gudang data personal dengan NAS dan koneksi internet rumah yang selalu aktif agar bisa diakses dari manapun.
Dengan semua keunggulan NAS diatas, semoga kamu bisa stop beli, bawa-bawa, menjatuhkan, ataupun menumpuk harddisk eksternal di rumah. Gunakan satu sistem NAS dengan beberapa harddisk didalamnya untuk hidup lebih simpel.
Tapi tentu saja sistem NAS ada kekurangannya, lanjut baca dibawah.
Kekurangan NAS
Ada tiga kekurangan sistem NAS yaitu harga, kecepatan, dan pemasangan yang tidak semudah harddisk.
1. Harga
Sudah jelas kekurangan utama NAS ketimbang harddisk eksternal adalah harga.
Ketika membeli harddisk eksternal, kamu cuma keluar uang untuk satu harddisk dan satu casing. Untuk NAS sebenarnya sama, tapi harga casingnya jauh lebih mahal karena sudah dilengkapi sistem keamanan dan bisa menampung beberapa harddisk sekaligus.
Ketika membeli NAS, biasanya kamu belum mendapat harddisk-nya, jadi kamu masih harus beli harddisk secara terpisah. Belum lagi kalau kamu mau memanfaatkan sistem data redundancy, kamu harus beli harddisk 2x lipat banyaknya dari kebutuhan, karena NAS akan menduplikat data di satu harddisk ke harddisk yang lain.
Misal kamu mau punya NAS berukuran 1TB dengan redundancy, maka kamu harus beli dua harddisk 1TB lalu pasang di casing NAS. Anggap ini seperti asuransi dimana kamu keluar uang diawal untuk mencegah petaka besar di kemudian hari.
2. Kecepatan
Kekurangan lain adalah kecepatan. Ketika menggunakan NAS, harddisk-nya tidak langsung terhubung ke komputer melainkan lewat kabel, ke WiFi, kemudian barulah tersambung ke komputer. Koneksi seperti ini akan sangat lambat kalau dipakai misal untuk menjalankan program editing video di resolusi 4K atau main game kelas AAA.
Karenanya, untuk penggunaan berat yang real-time dan butuh kecepatan, kamu tetap perlu mengandalkan HDD atau SSD yang terpasang di komputer, berulah untuk gudang penyimpanan data kamu bisa mengandalkan NAS.
Namun, beberapa sistem NAS canggih menyediakan opsi koneksi tambahan seperti penambahan RAM atau SSD untuk cache ketika dipakai real-time dan butuh kecepatan dari NAS.
3. Setup lebih ribet
Penggunaan harddisk eksternal tentu sangat simpel, tinggal colok ke komputer lalu selesai. Untuk set-up NAS tidak sesimpel itu, kamu perlu konfigurasi beberapa hal mulai dari harddisk, casing, WiFi, hingga beberapa pengaturan lain yang lumayan makan waktu.
Untungnya meskipun tidak sesimpel harddisk, kamu tinggal baca tutorial pemasangan NAS secara bertahap dan sabar, dan pasti sistem NAS kamu bisa dipakai dengan lancar.
NAS Cocok Untuk Siapa?
Pada akhirnya, kalau kamu cuma pengguna komputer biasa, kemungkinan besar kamu tidak perlu NAS. Cukup beli satu atau dua harddisk eksternal untuk menyimpan data.
Tapi kalau kamu lumayan advanced dalam pemakaian komputer, baik itu di industri video editing, programming, gaming, atau bahkan kamu punya kantor rumahan, NAS sangat disarankan terutama untuk sharing data dan tentunya keamanan.
Berapa harga NAS? Untuk casing dengan merk Synology yang bisa menampung 6 harddisk seperti diatas, kamu bisa beli di harga 10 jutaan. Namun untuk pemula, saran kami beli saja NAS yang hanya muat 2 harddisk, harganya sekitar 2 sampai 3 juta.
Selain casing, tentu kamu perlu beli harddisk-nya sendiri dan sistem jaringan misal modem WiFi. Harga bisa divariasikan tergantung performa, kebutuhan ruang penyimpanan, dan butuh atau tidak butuhnya data redundancy.