Tren pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di dunia bisnis semakin menguat. Yandex, perusahaan teknologi asal Rusia, baru saja meluncurkan Yandex AI Rendering Technology (YandexART).
Teknologi ini merupakan jaringan saraf (neural network) yang mampu menghasilkan gambar dan animasi berdasarkan perintah berbasis teks.
Saat ini, YandexART telah terintegrasi dengan aplikasi AI Shedevrum yang diluncurkan pada bulan April. Namun, Yandex berjanji akan segera menyediakan YandexART di berbagai layanan Yandex lainnya. Proyek ini menjadi bagian dari sejumlah inisiatif yang didukung oleh jaringan saraf dan telah dirilis sejak tahun 2022.
YandexART menggunakan model cascade diffusion untuk menghasilkan gambar dan animasi. Pertama, jaringan saraf menciptakan gambar dan frame berdasarkan perintah teks dari pengguna. Selanjutnya, jaringan meningkatkan resolusi gambar dan menambahkan detail pada gambar tersebut.
Berbeda dari model sebelumnya, YandexART diharapkan menghasilkan gambar yang lebih realistis dan mendetail. Evaluasi internal menunjukkan bahwa model ini memberikan hasil lebih baik pada 60% dari kasus.
Jumlah data yang digunakan untuk melatih YandexART juga ditingkatkan 1,5 kali lipat menjadi 330 juta gambar dengan deskripsi teks. Langkah ini diambil untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan oleh teknologi ini.
YandexART memiliki tiga mode penyaringan untuk menampilkan gambar yang paling estetis. Selain itu, teknologi ini dilengkapi dengan algoritma pengenalan teks baru yang membantu jaringan saraf memahami keinginan pengguna.
Keunggulan YandexART tidak hanya terletak pada performa penggambaran wajah, mata, dan tangan yang lebih baik, tetapi juga pemahaman yang lebih baik terhadap budaya tertentu. Teknologi ini mampu mengenali tempat dan kota terkenal, tokoh sejarah, serta karakter kartun dan dongeng yang populer di seluruh dunia.
Alexander Popovskiy, VP Strategy Yandex, menyatakan harapannya bahwa YandexART dapat membantu pelajar dan profesional di industri kreatif untuk menghasilkan karya yang lebih memukau dan mewujudkan ide-ide berani.
Selain di industri kreatif dan hiburan, Yandex juga mengimplementasikan jaringan saraf ini di berbagai bidang lain. Baru-baru ini, Yandex bermitra dengan Higher School of Economics, salah satu universitas terkemuka di Rusia, untuk mengembangkan jaringan saraf mutakhir yang dapat memprediksi bencana alam.
Jaringan saraf ini digunakan untuk memodelkan suhu rata-rata di zona khatulistiwa Samudera Pasifik, terutama untuk meramalkan peristiwa El Niño. Dengan kemampuan prediksi ini, teknologi ini dapat membantu mengantisipasi dampak buruk seperti kekeringan, banjir, kebakaran hutan, dan gagal panen.
Perkembangan pesat dalam jaringan saraf ini membuka peluang baru untuk aplikasi yang lebih luas, termasuk peningkatan ketahanan terhadap peristiwa alam di Indonesia. Yandex tidak hanya berfokus pada membawa jaringan saraf ke kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadikannya bermanfaat dan relevan secara global.