Mark Zuckerberg berencana untuk mengakuisisi 350.000 unit GPU Nvidia H100 guna membantu Meta membangun kecerdasan buatan (AI) generasi berikutnya yang memiliki kecerdasan mirip manusia.
Zuckerberg menyebutkan angka tersebut hari ini saat mengumumkan upaya jangka panjang perusahaannya untuk mengembangkan kecerdasan buatan umum (AGI), atau AI yang dapat belajar dan digunakan untuk melakukan berbagai tugas.
CEO Meta memvisualisasikan AGI tersebut akan menggerakkan gelombang layanan dan perangkat canggih, seperti asisten digital yang lebih kuat dan kacamata realitas tambahan. “Membangun asisten AI terbaik, AI untuk para kreator, AI untuk bisnis, dan lainnya, memerlukan kemajuan di setiap area AI,” katanya dalam video di Instagram seperti yang dikutip dari laman PCMag.com, Sabtu (20/1/2024).
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, Meta akan membutuhkan Nvidia H100, GPU enterprise yang mahir dalam melatih model bahasa besar. “Kami sedang membangun jumlah infrastruktur yang sangat besar untuk mendukung ini,” kata Zuckerberg. “Pada akhir tahun ini, kami akan memiliki sekitar 350.000 Nvidia H100. Atau sekitar 600.000 setara komputasi H100 jika Anda termasuk GPU lain.”
Angka 350.000 tersebut memang menakjubkan, dan ini juga akan membuat Meta mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit. Setiap H100 dapat mencapai sekitar $30.000, artinya perusahaan Zuckerberg perlu membayar perkiraan $10,5 miliar hanya untuk membeli kekuatan komputasi, belum lagi biaya listrik yang harus dibayarkan.
Pernyataan ini juga memberikan gambaran sejauh mana perusahaan teknologi terkemuka akan mengembangkan AI model baru. Perusahaan teknologi raksasa lainnya, termasuk Microsoft, Google, dan Amazon, kemungkinan juga membeli antara 50.000 hingga 150.000 unit Nvidia H100 tahun lalu, menurut perusahaan riset Omdia.
Dalam unggahan Instagram-nya, Zuckerberg menunjukkan bahwa Meta sudah menggunakan GPU ini untuk melatih Llama 3, jawaban perusahaan terhadap teknologi ChatGPT milik OpenAI. Namun, model AI milik Meta tidak akan tetap terisolasi di server perusahaan. Sebaliknya, perusahaan berencana untuk membuka sumber daya mereka, seperti yang dilakukan dengan Llama 2.
“Teknologi ini sangat penting dan peluangnya sangat besar sehingga kita seharusnya membuka sumber daya dan membuatnya sebanyak mungkin tersedia secara bertanggung jawab,” tambahnya.