Indonesia terus mendorong kemandirian teknologi melalui Program Laptop Merah Putih. Salah satu langkah strategis terbaru adalah pembaruan motherboard Laptop Merah Putih yang kini menggunakan prosesor Intel Core i5, menggantikan prosesor Intel Celeron pada versi sebelumnya. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kinerja perangkat, tetapi juga mendukung upaya meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Pembaruan Teknologi untuk Kinerja Lebih Baik
Motherboard versi kedua pada Laptop Merah Putih membawa perubahan signifikan dengan hadirnya prosesor Intel Core i5. Teknologi ini memberikan kemampuan komputasi yang lebih tinggi, setara dengan standar laptop modern yang digunakan oleh mahasiswa teknik. Dibandingkan dengan prosesor Intel Celeron, Intel Core i5 menawarkan daya pemrosesan lebih kuat dan mendukung aplikasi yang lebih kompleks.
Proyek ini merupakan bagian dari kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dalam skema rising matching fund. Namun, karena laptop ini masih dalam tahap pembuktian konsep (proof of concept), perangkat ini belum dapat dijual di pasar karena statusnya sebagai barang milik negara.
Meningkatkan TKDN dan Mengurangi Ketergantungan Impor
Tujuan utama Program Laptop Merah Putih adalah memotivasi industri dalam negeri untuk melihat potensi produksi lokal, khususnya pada komponen utama seperti motherboard. Proyek ini juga bertujuan memenuhi target TKDN yang dicanangkan oleh Kementerian Perindustrian. Dengan motherboard yang dirakit di Indonesia, nilai TKDN pada laptop meningkat signifikan dibandingkan sebelumnya yang berada di bawah 40 persen.
Motherboard baru ini menjadi bukti bahwa Indonesia mampu memproduksi komponen elektronik berstandar tinggi. Selain itu, penggunaan motherboard lokal diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor komponen dari Cina yang selama ini masih menjadi sumber utama komponen laptop untuk merek-merek lokal.
Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri

Program Laptop Merah Putih melibatkan konsorsium lima perguruan tinggi ternama di Indonesia, yaitu ITB, UI, UGM, ITS, dan Telkom University. Dalam proyek ini, konsorsium bekerja sama dengan merek lokal seperti Zyrex untuk memproduksi motherboard.
Kolaborasi ini juga menjadi ajang pengembangan kemampuan sumber daya manusia di bidang elektronika, terutama bagi mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi dalam negeri.
Harapan ke depan adalah program ini dapat menghasilkan Original Design Manufacturing (ODM) di Indonesia. Hal ini akan membuka lebih banyak lapangan kerja di sektor teknologi dan memberikan peluang lebih besar bagi lulusan perguruan tinggi untuk berkontribusi langsung dalam industri elektronika nasional.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski telah menunjukkan kemajuan signifikan, Program Laptop Merah Putih masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah belum adanya penganggaran khusus yang mendukung program ini secara optimal. Selain itu, belum semua perguruan tinggi dalam konsorsium dapat terlibat langsung karena keterbatasan sumber daya.
Namun, dengan adanya dukungan kebijakan TKDN dari pemerintah dan komitmen perguruan tinggi serta industri, program ini memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu program strategis nasional. Jika terealisasi, Laptop Merah Putih tidak hanya menjadi simbol kemandirian teknologi, tetapi juga membuka jalan bagi perkembangan industri elektronik dalam negeri.